Senin, 07 Juli 2008




Blue Energy Antara Fakta dan Keniscayaan



Beberapa bulan belakangan ini tersiar kabar telah tercipta sebuah sumber energy alternatif yang bersumber dari air, penciptanya adalah Joko Suprapto. Letnan Kolonel Christiono adalah saksi mata yang pernah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, Joko pernah mendemonstrasikan pembuatan BBM yang berbahan dasar air, bahkan hasilnya sempat dibawa pulang oleh anak buahnya.

Saya tidak akan menjelaskan secara detil mengenai Blue Energy, karena saya tidak mempunyai keahlian untuk itu. Namun ada yang aneh mengenai kemunculan isu energi alternatif ini. Betapa tidak menurut Tim Ahli dari UGM, air tidak dapat dijadikan hydrokarbon. Kita mulai berpikir bahwa isu blue energy ini hanyalah omong kosong belaka. Itu hak anda mengatakan demikian, tapi terlalu dini bila kita berpikir demikian.

Isu blue energy ini ternyata menyedot perhatian para petinggi kita di istana, bagaimana tidak ditengah kenaikan harga BBM di dunia yang sudah melampaui angka US$130 per barel, kehadiran blue energy dianggap angin segar yang dapat mendinginkan suasana politik dan hati rakyat yang sedang panas menghadapi berbagai kesulitan.

Wakil Presiden Yusuf Kalla pernah mengatakan “Blue Energy bukan hal yang baru, di Amerika sudah dilakukan hal tersebut”, “Kalau Joko punya konsep itu jangan anggap remeh”, beliau juga mengatakan “Siapa tahu, itu benar. Ke depan sama lah kayak telepon dan penemuan listrik,” dari pernyataan wapres ini kita mulai berpikir untuk mempercayai blue energy ini.

Kita tidak usah terburu-buru menyimpulkan bahwa blue energy ini fakta atau keniscayaan. Seperti halnya keberadaan UFO (Unidentified Flying Object) yang masih menjadi misteri, ada yang percaya karena sudah pernah melihatnya, namun ada juga yang tidak percaya sama sekali.

Setidaknya ada tiga sikap dari masyarakat kita mengenai isu blue energy ini. Pertama, percaya karena tidak ada sesuatu yang mustahil di dunia ini, kedua menganggap sebuah keniscayaan seperti halnya anggapan orang ketika pertama kali listrik dan telepon ditemukan, dan yang ketiga kelompok masyarakat yang berharap namun tidak sepenuhnya percaya.

Termasuk kelompok manakah anda, percaya, tidak percaya atau biasa saja? tentu saja keyakinan anda harus dilatarbelakangi oleh fakta dan teori yang mendukungnya.


Global warming

From Wikipedia, the free encyclopedia

Jump to: navigation, search
Global mean surface temperature anomaly relative to 1961–1990
Global mean surface temperature anomaly relative to 1961–1990
Mean surface temperature anomalies during the period 1995 to 2004 with respect to the average temperatures from 1940 to 1980
Mean surface temperature anomalies during the period 1995 to 2004 with respect to the average temperatures from 1940 to 1980

Global warming is the increase in the average measured temperature of the Earth's near-surface air and oceans since the mid-twentieth century, and its projected continuation.

The average global air temperature near the Earth's surface increased 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) during the hundred years ending in 2005.[1] The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) concludes "most of the observed increase in globally averaged temperatures since the mid-twentieth century is very likely due to the observed increase in anthropogenic (man-made) greenhouse gas concentrations"[1] via an enhanced greenhouse effect. Natural phenomena such as solar variation combined with volcanoes probably had a small warming effect from pre-industrial times to 1950 and a small cooling effect from 1950 onward.[2][3]

These basic conclusions have been endorsed by at least thirty scientific societies and academies of science,[4] including all of the national academies of science of the major industrialized countries.[5][6][7] While individual scientists have voiced disagreement with some findings of the IPCC,[8] the overwhelming majority of scientists working on climate change agree with the IPCC's main conclusions.[9][10]

Climate model projections summarized by the IPCC indicate that average global surface temperature will likely rise a further 1.1 to 6.4 °C (2.0 to 11.5 °F) during the twenty-first century.[1] This range of values results from the use of differing scenarios of future greenhouse gas emissions as well as models with differing climate sensitivity. Although most studies focus on the period up to 2100, warming and sea level rise are expected to continue for more than a thousand years even if greenhouse gas levels are stabilized. The delay in reaching equilibrium is a result of the large heat capacity of the oceans.[1]

Increasing global temperature is expected to cause sea level to rise, an increase in the intensity of extreme weather events, and significant changes to the amount and pattern of precipitation. Other expected effects of global warming include changes in agricultural yields, modifications of trade routes, glacier retreat, species extinctions and increases in the ranges of disease vectors.

Remaining scientific uncertainties include the amount of warming expected in the future, and how warming and related changes will vary from region to region around the globe. Most national governments have signed and ratified the Kyoto Protocol aimed at reducing greenhouse gas emissions, but there is ongoing political and public debate worldwide regarding what, if any, action should be taken to reduce or reverse future warming or to adapt to its expected consequences.

Kamis, 03 Juli 2008

Crystal violet lactone

Crystal violet lactone (CVL) merupakan derivate lactone 10B, dalam keadaan murni crystal violet lactone berbentuk bubuk kristalin yang berwarana kekuning-kuningan dan larut dalam pelarut organic.


MICROCAPSULE

Microcapsule adalah partikel atau tetesan yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari active agent atau core material yang diselubungi oleh suatu lapisan dinding, dimana apabila dindingnya pecah, leleh atau larut akan melepaskan isinya.

Tidak ada klasifikasi ukuran yang dapat diterima secara universal tentang ukuran microcapsule kebanyajkan para peneliti menggolongkan capsule yang berukuran kurang dari 1µm sebagai nanocapsule dan lebih dari 1000µ microcapsule. Microcapsule komersial pada umumnya memiliki ukuran antara 3µm sampai dengan 800µm dan mengandung 10-90% core material.

Penyusun bangunan microcapsule terdiri dari:
1.Core material atau internal fase
Banyak material yang telah dapat dimicrocapsule diantaranya yaitu adhesive, agrochemical, enzim aktif, flavor, fagrances, farmaceutical, tinta, crystal violet lactone dan lain-lain.
2.Dinding
Umumnya sebagian besar pembentukan dinding microcapsule merupakan polimer organic kadang juga digunakan lemak dan wax

KIMIAHOLIC


ae.......................................

met bergabung ma kimiaholic yach................

gi pusing ni coz dah mo ujian.......................